![]() |
Pulau Kemaro - Objek Wisata di Palembang |
Monday, August 24, 2015
Pulau Kemaro
Jika anda berkunjung ke Palembang jangan lewatkan
untuk berkunjung ke tempat rekreasi yang sangat terkenal di sungai musi ini, “Pulau Kemaro”. Pulau ini memiliki daya
tarik tersendiri untuk memikat pengunjung, baik tourists local maupun tourists
luar. Selain tempat peribadahan umat budha, sekarang pulau kemaro ini telah menjelma
menjadi tempat rekreasi yang cukup terkenal di Palembang. Pulau kemaro ini memiliki sebuah vihara cina yang sering disebut
klenteng Hok Tjing Rio, dan ada juga kuil budha yang acap kali dikunjungi umat
budha untuk berdoa dan berziarah di makam putri Palembang. dan pulau kemaro
ini memiliki daya tarik special pada pagoda berlantai sembilang yang menjulang
di tengah-tengah pulau, serta dengan adanaya pohon cinta pada pulai kemaro ini.
Pulau kemaro ini juga selalu ramai pada saat tahun batu imlek, karena setiap tahunnya
masyarakat selalu mengadakan acara Cap Go Meh di pulau ini.
Letak Pulau
Kemaro yang tidak terlalu jauh dari Jembatan Ampera, yaitu sekitar 6 km,
serta berjarak sekitar 40 km dari kota Palembang ini, ternyata menyimpan cerita
legenda yang sangat menakjubkan. Seorang pangeran dari negeri cina, yang
bernama Tan Bun An datang ke Palembang untuk berdagang. Hingga suatu hari ia
bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah, saat ia hendak meminta
izin pada raja Palembang. sepasang sejoli ini langsung jatuh hati pada
pertemuan mereka yang pertama. Merakapun menjadi sepasang kekasih dan berniat
untuk menikah. Hingga Tan Bun An mengajak Siti Fatimah ke cina untuk bertemu
dengan orangtuanya. Setelah mereka bertemu dengan orangtua Tan Bun An, mereka
pulang dengan tujuh guci yang berisikan emas, hadiah dari orangtua Tan Bun An.
Sesampainya di muara sungai musi, Tan Bun An penasaran dan ingin melihat
hadiah-hadiah dari orangtuanya tersebut. Dan saat dia melihat isi dari guji
tersebut, Tan Bun An sangat kaget dan kesal. Ternyata isi dari guci tersebut
adalah sayur sawi-sawi asin. Tanpa berpikir panjang iapun langsung membuang
guci-guci tersebut ke dalam sungai musi, tetapi saat membuang guci terakhir,
guci tersebut terjatuh di atas dek dan pecah, yang ternyata berisikan emas.
Sehingga Tan Bun An langsung terjun ke sungai, untuk mengambil emas-emas
tersebut dengan dibantu seorang pegawainya. Tetapi ternyata Tan Bun An dan
pegawainya tersebut tak kunjung muncul dari dalam sungai, sehingga Siti Fatimah
ikut terjun ke dalam sungai tersebut. Karena itu, untuk mengenang kisah mereka, di Pulau Kemaro dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk tiga orang tersebut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Dukung Blog Pariwisata Palembang ini melalui komentar